VOKS, Denpasar — Kekacauan mulai melanda dunia penerbangan di Amerika Serikat akibat dampak shutdown pemerintahan yang masih berlangsung. Kekurangan petugas pengatur lalu lintas udara (air traffic controller) membuat sejumlah bandara besar di negeri itu mulai mengalami penundaan bahkan pembatalan penerbangan.
Menurut laporan resmi Federal Aviation Administration (FAA), sedikitnya 12 fasilitas pengendali lalu lintas udara mengalami kekurangan staf pada Senin (13/10) waktu setempat, disusul setengah lusin lainnya pada Selasa. Kondisi ini langsung memicu gangguan besar di berbagai jalur penerbangan nasional.
Menteri Transportasi AS, Sean Duffy, saat konferensi pers di Bandara Internasional Newark Liberty, New Jersey, menyebut bahwa peningkatan jumlah petugas yang absen menjadi penyebab utama keterlambatan ini.
“Sebagian petugas mulai merasa khawatir karena harus tetap bekerja tanpa gaji selama shutdown. Ada yang bahkan mempertimbangkan pekerjaan sampingan, seperti menjadi pengemudi taksi online,” ujar Duffy.
Ia memperingatkan, gangguan ini bisa semakin parah bila kondisi terus berlanjut.
“Kalau ada masalah di menara kendali yang bisa mengancam keselamatan, kami akan kurangi frekuensi penerbangan. Lebih baik terlambat daripada mempertaruhkan nyawa di udara,” tegasnya.
Pihak FAA juga memastikan bahwa setiap kali jumlah personel berkurang signifikan, mereka akan memperlambat arus masuk penerbangan ke bandara tertentu demi menjaga keselamatan. Masyarakat diimbau untuk memantau situs resmi FAA guna mengetahui kondisi real-time di bandara tujuan mereka.
Shutdown pemerintahan AS yang dimulai sejak 1 Oktober ini terjadi akibat kebuntuan politik di Kongres, terutama terkait perdebatan soal subsidi kesehatan. Akibatnya, sebagian besar instansi pemerintah federal berhenti beroperasi, termasuk lembaga penting seperti FAA.
Masalah kekurangan petugas pengatur lalu lintas udara sendiri sebenarnya bukan hal baru. Sejak shutdown terakhir pada 2018–2019 yang berlangsung 35 hari, FAA masih berjuang menambah tenaga baru — terkendala proses pelatihan panjang dan tingkat kegagalan tinggi. Kini, hanya sedikit peningkatan “sick call” atau izin sakit saja sudah cukup untuk melumpuhkan sistem penerbangan nasional.
Dengan jutaan penumpang bergantung pada jadwal penerbangan setiap harinya, banyak pihak khawatir efek domino dari krisis ini akan semakin terasa jika kebuntuan politik di Washington tak segera berakhir.
Source : npr.org
Editor: Muhammad Zharfan | VOKS Radio Bali



